Showing posts with label Infografik. Show all posts
Showing posts with label Infografik. Show all posts

Monday, August 10, 2015

Infografik Pancawati Trail Run

Peta Lintasan. Fun trail dengan jarak 16 km.
Fandhi Achmad akan berangkat ke Ultra Trail du Mont Blanc di Prancis akhir Agustus 2015. Untuk menyokong Agi, sebutan Fandhi, Depok Running Buddy menyelenggarakan Pancawati Trail Run untuk menggalang dana. Kemudian, dana ini akan dipergunakan untuk berbagai keperluan berlomba Agi.

Kali ini, Moerat berperan serta sebagai tim desain. Sesuai dengan kegemaran Moerat, dia membuat infografik dan peta, termasuk membuatkan berbagai desain dan peta lintasan di atas. Dengan survey yang cukup, hasilnya dituangkan ke dalam bentuk lintasan, jarak lintasan, profil ketinggian, informasi di tiap water station, dan informasi-informasi lain yang masih relevan.

Hashtag untuk event ini:
#IDNgoestoUTMB
#pancawatifuntrail
#derbyrunners

Akses situs-situs yang bersangkutan:
http://ultratrailmontblanc.com/en/
http://http://pancawati.depokrunningbuddy.com/

Monday, July 13, 2015

Gede-Pangrango 100 2014

Di akhir tahun 2014, saya mengikuti kegiatan lari lintas alam, yang lebih dikenal dengan trail running, sebagai supporting team Depok Running Buddy (Derby) dalam Gede-Pangrango 100. Saat itu saya mengajukan diri sebagai koordinator. Berikut dua infografik berupa peta yang saya buat untuk acuan supporting team.

Peta komunikasi tim support Derby di GP100.

Peta lintasan lari di GP100
Supporting team berfungsi untuk menyokong para pelari yang mengikuti lomba GP100. Sokongan berupa shelter, nutrition, dan medical aid. Untuk tahun 2014, sokongan baru bisa diberikan pada para pelari Derby dan Flying French. Mungkin di tahun mendatang, sokongan bisa diberikan pada pihak-pihak lain.

Monday, July 6, 2015

Tapering a la Rock Run Fun

Beberapa bulan ini, prioritas bergeser ke kegiatan berlari. Tapi bukan berarti berhenti mendesain. Berikut salah satu urutan rancangan tapering week untuk Jakarta Marathon. Tulisannya akan ditayangkan di theruntwothree.com





Saturday, January 26, 2013

Pulau Pari dalam Infografik

Akhir tahun 2012, bersama-sama dengan teman kantor saya pergi berwisata ke pulau Pari di gugusan Kepulauan Seribu. Kalau berangkat dari dermaga Muara Angke, pulau yang awalnya hanya dipergunakan sebagai pusat penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), bisa dicapai setelah kira-kira dua jam mengenderai perahu motor yang biasa membawa penumpang dari pulau ke pulau di kawasan itu.

Awalnya saya ingin kembali jadi tukang jepret di kesempatan kali ini. Namun sudah ada dua Mat Kodak yang asyik mengambil foto dan video, jadi saya memilih bersenang-senang saja. Kamera DSLR yang saya bawa saya serahkan pada kedua ahlinya, saya hanya menggunakan kamera di telepon selular saya yang menurut saya hasil jepretan-nya sudah sangat lumayan.

Infografik pulau Pari di akhir tahun 2012.

Seperti biasa, pulang dari tempat baru, saya berusaha untuk membuat infografik sederhana untuk menceritakan pengalaman saya. Nah selamat menikmati pulau Pari dalam infografik.

Sunday, December 23, 2012

Cedric Amadeo Wattimena Sitompul

Si Kecil. Lahir 2 minggu lebih awal.

17 Mei 2012 adalah hari bahagia untuk saya dan istri, kami kedatangan tamu yang sudah lama kami tunggu. Dialah anak kami Cedric Amadeo Wattimena Sitompul.

Semenjak dia lahir, waktu yang luang yang biasanya saya miliki saya pergunakan untuk bersenang-senang dengan dia. Mumpung masih bisa digendong, ditimang-timang. Sebelum kemudian tak memungkinkan lagi.

Satu-satunya benda grafis yang bisa saya hasilkan adalah poster di bawah. Mengandung informasi semenjak dia 6 minggu hingga hari lahirnya. Sederhana saja.


Saturday, June 9, 2012

Tempo Versi iOS

Tentang Teh dalam iOS. Setelah sekian lama....

Kembali dari Vietnam, saya 'pulang kandang' ke Tempo, walaupun tak ke kursi yang lama. Di kursi yang baru, saya bertanggung jawab atas produk digital Tempo. Untuk saat ini, saya baru memoles Tempo versi iOS.

Versi digital yang tayang di mobile device ini merupakan bentuk lain produk jurnalistik Tempo. Walaupun satu roh, karakteristiknya berbeda sama sekali. Banyak prinsip produk cetak yang harus disesuaikan dengan prinsip interaktivitas produk digital. Begitu pula dengan cara menikmatinya.

Tempo Edisi 11-17 Juni 2012

Majalah yang bisa dinikmati di iPad kini bisa menayangkan audio, video, dan atau web-element. Bisa juga di-tap, swipe, scroll. Ini artinya banyak sekali cara baru untuk menyampaikan sebuah produk jurnalistik, terutama infografik.

Teks tampak semakin kehilangan kekuatannya, tapi ternyata ada beberapa rubrik yang tetap kuat dengan hanya menggunakan teks tanpa ditempeli elemen lain. Dua di antaranya adalah rubrik Bahasa dan Catatan Pinggir.

Hal-hal di atas mengingat saya soal, "Menyampaikan sesuatu dengan teks atau lainnya, itu hanya cara."

Tuesday, June 28, 2011

Daytum dan Nicolas Feltron

Aplikasi Daytum. Catat untuk diri sendiri

Seorang teman bercerita tentang pamannya yang senang sekali mencatat tentang apa yang telah dilalui dalam sebuah hari. Salah satunya adalah mencatat perjalanannya dari satu tempat ke tempat berikutnya. Mungkin kelihatan seperti penderita OCD namun itulah yang membuat saya semakin gemar mencatat.

Mencatat, menurut saya, berbeda dengan menuliskan catatan harian yang umumnya penuh dengan pendapat pribadi. Mencatat biasanya bisa berguna dikemudian hari bukan sekadar menumpahkan isi hati. Kalau cukup lengkap, catatan bahkan bisa dikembangkan menjadi sebuah karya ilmiah. Yep, it's sound geeky, ain't it?

Nah, seandainya paman itu bernama Nicolas Feltron, dia pasti sudah jadi idola desainer infografik saya. Feltron suka sekali mencatat kegiatannya sehari-hari. Makan apa, naik kendaraan apa, olahraga apa, apa pun. Hasilnya bisa Anda lihat di situs miliknya.

Lalu, dia pun bersama Ryan Case menciptaka Daytum yang berfungsi mencatat apa pun yang Anda inginkan. Daytum yang dirancang Feltron menyajikan data-data yang Anda input dalam berbagai infografik sederhana yang malah enak dilihat.

Anda bisa coba sendiri, tentunya Anda juga perlu self discipline ketat. Betah mengisi data terus-terusan?

Saturday, March 19, 2011

Perjalanan ke Kamboja - Tempat yang Disinggahi


Selesai juga bagian kedua! Setelah tertunda-tunda dan terlunta-lunta, inilah yang sempat saya catat selama perjalanan dari Thành Phố Hồ Chí Minh sampai Siem Reap. Ada berapa foto yang tidak saya masukkan ke dalam infografik di atas karena akan jadi terlalu penuh. Oke, saya mulai ceritanya....

Cài Bé
Pelancong yang mengambil tur ke delta Mekong, akan mampir ke daerah ini. Cài Bé adalah kawasan pasar apung di Sông Cổ Chiên—artinya sungai Chien. Sungai ini merupakan salah satu anak dari sungai Mekong.

Berbeda dengan floating market di Thailand, pasar apung di sungai Chien bukan pasar yang berfungsi sebagai kawasan wisata. Namun pasar ini masih berfungsi sebagai pasar tradisional, setidaknya itulah yang diklaim sang pemandu. Saya sih percaya saja.

Untuk mengetahui komoditas yang dijual, setiap perahu menggantungkan barang dagangannya di ujung sebatang bambu sehingga para pedagang mengenali barang-barang yang dijual. Barang-barang yang biasa mereka jual adalah bahan pangan, mulai dari buah-buahan sampai ikan-ikanan.


Sang pemandu bercerita, hasil perdagangan ini kemudian dimuat ke kapal-kapal yang kemudian membawa barang-barang tersebut ke kota, salah satunya ke Thành Phố Hồ Chí Minh—artinya Kota Ho Chi Minh. Nah karena itu, di TP.HCM banyak sekali pasar-pasar di tepi sungai yang mengambil langsung bahan pangan itu.

Selain pasar apung, di tepi sungai kawasan Cài Bé ini juga terdapat usaha-usaha kecil. Misalnya, pabrik pembuatan permen kelapa sekaligus penyulingan tuak dan pembuatan bungkus springroll. Selain usaha, juga ada gereja-gereja yang kental dengan nuansa koloni Perancis.


Châu Đốc
Hotel apung yang kami—saya dan istri—inapi berada di tepi sungai yang membelah kota Châu Đốc. Lebih tepatnya losmen, bukan hotel. Nah, dari sini penginap bisa menikmati sore dari tempat makan di lantai atas.

Di kawasan ini banyak sekali peternak-peternak ikan yang dikelola secara tradisional. Mirip dengan peternak ikan di bendungan Jatiluhur, mereka memelihara ternak mereka di bawah tempat tinggal mereka. Saat panen, jaring yang menampung ikan-ikan tersebut akan dipindahkan ke kapal. Sehingga ikan-ikan itu tetap hidup sampai saat dijual.

Kami sempat juga mampir ke sebuah perkampungan Campa. Nah, saat melewati rumah-rumah panggung mereka banyak gadis-gadis berjilbab, memastikan ucapan pemandu yang menjelaskan bahwa penduduk perkampungan ini mayoritas muslim.


Vĩnh Xương - Kaam Samnor
Kota Vĩnh Xương adalah kota tempat kantor imigrasi Việt Nam menuju Kamboja. Pemeriksaan sama sekali tidak ketat pemeriksaan dan sangat rawan penyelundupan. Barang-barang dalam kapal sama sekali tak diperiksa. Begitu pula saat masuk Kaam Samnor. Nah saat menyeberang ke Kamboja di Kaam Samnor kami dimintai US$22 untuk biaya visa on arrival. Biaya resminya sih, US$20 tapi sang pemandu berbisik, "Dua dollar untuk pelicin. Semua biasa di sini...."

Phnom Penh
Di sini sebenarnya banyak tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi tapi kami hanya sempat ke Royal Palace dan Tuol Sleng. Karena



Saya mengalami pengalaman buruk secara psikologis di Tuol Sleng. Mengapa? Ya, karena Tuol Sleng, juga dikenal sebagi S21, adalah tempat penyiksaan saat Pol Pot berkuasa. Mengambil gambar pun saya enggan. Apalagi di tempat itu dipenuhi foto-foto tahanan sesaat sebelum dihukum mati.

Di luar pengetahuan saya, ternyata Kamboja bertanah lempung merah yang keras dan padat. Akibatnya cepat pliket karena debu tanah liat bercampur kelembaban tinggi. Mestinya saya browsing dulu kondisi alam di Kamboja... tapi nanti nggak surprise lagi ya? Enggak kaget, enggak mengalami kesan pertama secara langsung dan nyata.

Dari Phnom Penh kami berangkat ke tujuan kami berikutnya...

Siem Reap
Nah ini lah tujuan utama perjalanan kami ke Kamboja, kota dekat kawasan candi-candi era Ankor! Untuk kota Siem Reap dan candi-candi Angkor akan saya ceritakan post berikutnya. Selamat menunggu....

Sunday, March 6, 2011

Perjalanan ke Kamboja - Perlu Biaya Berapa? (Versi Indonesia)



Yuhuuu! Infografik perjalanan saya dari Vietnam ke Kamboja telah saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia. Mengapa saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia? Karena saya telah memutuskan untuk menuliskan segala sesuatu dalam bahasa Indonesia dengan menyisipkan istilah asing, terutama istilah yang kalau diterjemahkan malah tak dimengerti.

Untuk yang ingin menikmati infografik ini dalam bahasa Inggris, versi pertama yang saya buat, Anda bisa klik di sini.

Infografik ini juga sudah saya revisi sedikit dan ada tambahan penjelasan. Perlu ada beberapa penyesuaian untuk dapat dinikmati dalam bahasa Indonesia. Sedikit saja.

Istri saya mengkritik, "Infografiknya enggak mudah dimengerti. Bingung mulai dari mana." Betul! Infografik ini memang hanya semacam overview, sebuah peta tanpa awal dan akhir. Mengapa begitu? Karena ini masih bagian pertama yang akan segera disusul oleh bagian kedua, tentu saja dalam bahasa Indonesia.

Ada yang hendak saya minta dari Anda. Saya mohon pertolongan Anda. Mau ya? Mudah saja kok, kritik infografik ini habis-habisan! Dengan mempertimbangkan kritik Anda, saya bisa memperbaiki karya-karya saya berikutnya. Dan tentu saja, saya semakin mengerti apa yang sebenarnya Anda inginkan. Mau ya?

Terima kasih.

Untuk lebih cepat berinteraksi dengan dengan saya, Anda bisa ikuti account Twitter saya di sini.

Thursday, February 17, 2011

Perjalanan ke Kamboja - Perlu Biaya Berapa?


Tanpa sadar saya mengerjakan infografik ini dalam bahasa Inggris dan Vietnam. Bukan hendak sok-sok'an, infografik ini sudah hampir selesai ketika saya sadar bahwa tulisannya bukan dalam bahasa Indonesia. Jadi ya... kepalang tanggung. Selesaikan saja.

Infografik perjalanan ke Kamboja ini saya fokuskan pada ongkos yang telah saya keluarkan dalam US$. Mengapa dalam US$? Alasan pertama, orang Indonesia umumnya mengkonversikan berbagai mata uang ke US$ baru kemudian ke IDR. Kedua, dalam perjalanan kali ini lebih mudah menggunakan US$ daripada mata uang lain. Di Vietnam, menukar US$ tak sulit. Sedangkan di Kamboja, Anda bahkan bisa bertransaksi dengan remork, juga dikenal sebagai tuk tuk, dalam Riel dan Dollar sekaligus.

Saya sengaja tak memasukkan ongkos penerbangan, karena saya tak tahu seandainya Anda menapak tilas perjalanan saya, Anda berangkat dari kota asal yang mana. Dan saya tak tau pula, maskapai mana yang sesuai dengan selera Anda.

Perjalanan ini sebenarnya bisa dikombinasikan dengan perjalanan ke bagian tengah dan/atau Utara Vietnam. Di sana Anda bisa mengunjungi Nha Trang atau Hà Nội. Atau dari Siem Reap, Anda bisa teruskan ke Bangkok lalu ke Utara sampai ke Laos. Well, setidaknya beberapa wisatawan yang saya ngobrol bareng ada yang berencana seperti itu.

Oh, ya... saya berkeliling bersama istri saja, jadi tentu saja banyak pengeluaran yang di-share. Saya rasa, bila perjalanan dilakukan sampai 3-4 orang akan jauh lebih murah dan lebih seru.

Selamat menikmati. Dan nantikan bagian berikutnya! Ini baru bagian ongkos lho!

Thursday, February 10, 2011

2010 Telah Menjadi Tahun yang Hebat

Resolusi. Bukan kata yang tepat untuk kebulatan tekad. Karena menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia...

re·so·lu·si /résolusi/ n putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yg ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tt suatu hal: rapat akhirnya mengeluarkan suatu -- yg akan diajukan kpd pemerintah

Anyway, saya merasa tahun-tahun belakangan ini sungguh mengasyikkan. Dan yang paling mengasyikkan tentu saja tahun yang baru lewat, 2010. Ada beberapa kebulatan tekad yang terpenuhi setelah lebih dari satu tahun diniatkan.

Ya, tulisan ini terlambat dicatatkan. Tapi saya ingin mencantumkan keasyikan 2010 dalam blog ini karena saya selalu ingin memancarkan optimisme, sebuah bentuk terima kasih. Bukan keinginan-keinginan yang tak tercapai.

So this is it...

Tuesday, November 9, 2010

Banjir, Tsunami, dan Gunung Meletus

Infografik tentang gunung api di Tempo Interaktif.

Beberapa minggu yang lalu, beruntun bencana menimpa beberapa lokasi di Indonesia. Banjir, tsunami, dan gunung meletus. Ketiga hal tersebut membuat saya was-was karena saya sulit mengantisipasi bencana-bencana tersebut karena karena saya sedang tidak di Indonesia.

Ya, tentu saja saya harus mengantisipasi bencana-bencana yang terjadi di tanah kelahiran saya, karena akar saya di sana. Kedua orang tua, kedua mertua, sanak saudara dan handai taulan masih tersisa di Indonesia. Bagian hidup saya.

Soal terendamnya Jakarta, sesungguhnya saya enggan menyebut banjir yang terjadi di ibukota sebagai bencana. Alasannya, Jakarta masih memiliki kuasa untuk mencegah banjir.

Gempa bumi yang menyebabkan tsunami bukan sesuatu yang dapat kita cegah. Begitu pula dengan gunung meletus. Jadi, saya tak enggan mengategorikan gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus sebagai bencana. 

Nah, walaupun ada bencana yang tak bisa dicegah namun semuanya dapat dikendalikan. Setidaknya, manusia mampu mengendalikan dampaknya. Caranya? Bisa Anda gali di Google dan bongkar-bongkar Wikipedia untuk mendapatkan informasi tersebut.

Dalam rangka berbagai informasi, saya membuat infografik tentang gunung api. Diagram yang tayang di TempoInteraktif ini tak berhubungan langsung dengan letusan gunung Merapi beberapa hari lalu, hanya beberapa catatan menarik yang saya kumpulkan dari sana-sini. Saya berharap infografik ini berguna.

Di masa mendatang, saya akan berbagi berbagai infografik yang dapat menjadi pedoman untuk Anda. Tentunya dalam bahasa Indonesia. Setidaknya itulah keahlian saya yang bisa saya bagi kepada Anda. Setidaknya itulah yang bisa saya lakukan.

Belasungkawa.

Saturday, August 21, 2010

Dari 1977 sampai 2010 (II)



Infografik di atas adalah perkembangan berikutnya dari infografik yang pernah saya poskan sebelumnya.

Walaupun banyak data-data baru yang saya perbaharui, namun infografis ini masih tampak acak-acakan. Ada beberapa sebab, yaitu:

1 | Tidak ada fokus utama
Dalam membuat infografik perlu ada semacam anchor untuk 'mengaitkan' berbagai informasi yang disajikan. Nah, dalam infografik yang saya buat ini, saya hanya menempelkan gambar vektor yang komposisinya tidak seimbang dengan informasi di sekitarnya. Selain itu, anchor yang saya tempelkan itu tidak berinteraksi pula dengan informasi di sekitarnya. Benar-benar tempelan.

2 | Timeline yang tidak konsisten
Di bagian akhir timeline, waktu tampak begitu padat dan tak seimbang dengan waktu di bagian awal. Sehingga waktu yang panjang terlihat pendek dan sebaliknya.

3 | Buruknya pengaturan komposisi informasi
Elemen-elemen grafis dan informasi tidak saling mendukung sehingga terlihat berdiri sendiri. Gambar dan foto tampak bertebaran dan berceceran tanpa maksud yang jelas.

4| Tak memiliki tema warna
Tema warna? Walau terdengar sepele tapi warna berperan penting dalam infografik. Karena warna dapat kita pergunakan untuk memberikan kesan tertentu.

5 | Terlalu banyak informasi tanpa pemilahan
Ya. Dalam infografik kita perlu memilah-milah informasi mana yang bisa disampaikan mana yang tidak. Padahal, di atas, saya berusaha menggabungkan tiga jenis informasi; a. karir b. kecakapan perangkat lunak dan c. informasi kepribadian.

Jadi kalau dibanding-bandingkan, infografik yang saya poskan sebelumnya tampak lebih rapih daripada infografik yang baru di atas. Renovasi infografik ini akan saya lakukan berdasarkan otokritik yang saya lakukan.

Ada yang punya kritik lain?

Sunday, August 1, 2010

Aduk Kata



Ada aduk-aduk kata yang menarik dari Wordle. Iseng-iseng, saya masukkan alamat blog ini ke kotak input di Wordle. Dan gambar di atas adalah output-nya. Namun warnanya tak seperti itu, saya utak-atik lagi.

Saya tak mengerti kenapa kata 'yang' menjadi begitu besar. Dugaan pertama saya adalah kata tersebut sering muncul. Dan benar! Setelah iseng-iseng ngutak-ngatik, inilah kata-kata yang 10 kali atau lebih muncul dalam halaman pertama blog ini ketika saya memasukkan datanya ke Wordle....

yang (35)
di (30)
dan (22)
tak (17)
dalam (16)
aku (15)
itu (15)
wisnumurti (13)
untuk (13)
saya (12)
ini (12)
albertus (10)

Setelah dipikir-pikir, sangat tidak menarik apabila sebuah blog banyak sekali kata 'yang'-nya. Sebaiknya blog ini mulai menggunakan kata-kata lain selain kata tadi.

Saturday, July 10, 2010

The Hujaters 2010.07



Diagram klasifikasi para Penghujat di angkatan 1996 FSRD ITB.

Di kampus dulu, saya memiliki teman-teman yang suka saling menghujat dalam komik yang kami buat, Komik Hujat namanya. Kolaborasi kami mencapai 4 buku ukuran A4, entah berapa halaman tiap bukunya. Alat gambar yang sering kami pakai adalah spidol SNOWMAN, biar begitu, hasilnya tidak mengecewakan. Komik-komik itu dimulai sekitar tahun 1997 dan buku terakhir yang saya tahu dibuat tahun 2000. Setelah penyimpan komik-komik itu lulus, nasib komik-komik itu tak diketahui. Dua penggambar komik hujat masih meneruskan karyanya di KOMIKIR di wordpress.

n.b. Untuk teman-teman Hujaters, mohon data-data dalam infografis ini dilengkapi. Semakin banyak data yang saya miliki, makin mungkin untuk menciptakan infografis yang lebih kompleks. Kalau ada yang belum masuk mohon saya diberi tahu.

Thursday, July 1, 2010

Dari 1977 sampai 2010



Kesulitan terbesar dalam infografis adalah mendapatkan informasi dibutuhkan agar dapat meyampaikan sebuah cerita. Sisanya bisa dibuat oleh visualizer/desainer.

Nah, infografis di atas adalah sebuah eksperimen saya tentang cerita hidup saya selama 32 tahun. Masih sangat sederhana. Saya berencana untuk melengkapinya dengan gambar dan foto.

Kalau Anda tertarik, klik saja infografis di atas.

Wednesday, June 9, 2010

Pilih Benar atau Indah?



Tanpa perlu berpikir panjang, saya langsung memilih 'benar'. Alasannya, di era ini, informasi yang akurat menjadi sebuah keharusan untuk secara tepat mencapai tujuan. Informasi akurat juga sebuah kemutlakan untuk mencapai sebuah optimalisasi tertentu.

Namun, tentu saja akan sangat menyenangkan apabila kita dapat menyampaikan informasi dengan tepat dan indah sekaligus.