Wednesday, January 27, 2010

Nakhoda Sebuah Sampan



Juni 2009, saya dipindahkan dari 'kapal induk' Majalah Berita Mingguan Tempo ke 'sampan' U Magazine. Pemindahan pegawai adalah hal yang lumrah dalam manajemen, biasanya dilakukan bila seorang pegawai dimagangkan pada posisi yang lebih tinggi. Ya, dari Perancang Grafis Senior, saya dimagangkan menjadi Redaktur Desain di U.

Penyegaran! Pikiran itulah yang pertama kali muncul di kepala saya. Alasannya, U adalah majalah yang sama sekali lain dengan Tempo. Alasan lainnya adalah, saya bosan begadang dan ingin mencicipi kehidupan normal —apapun normal itu sesungguhnya. Tapi yang paling utama adalah saya bisa jadi nakhoda sebuah sampan.

U adalah sebuah majalah yang awalnya adalah sebuah produk kerja sama dengan sebuah bank. Untuk sebuah alasan, akhirnya U melepaskan ikatan kerjasama dengan bank tadi dan berdiri menjadi majalah yang seluruhnya dikelola oleh Kelompok Tempo Media.

Saya akui, sesungguhnya saya kurang perhatian pada si 'saudara muda'. Perhatian saya tersedot oleh berbagai urusan di Tempo. Akibatnya, saat pertama kali berlabuh di U saya membongkarnya demi mengetahui jeroannya. Desainnya sama sekali lain dari desain majalah berita mingguan paling laku di Indonesia. Pusing bukan kepalang.

I tried to keep an open mind. Kebijakan soal penulisan, foto, dan desain benar-benar memaksa saya melepaskan seragam kelasi dari perahu lama. Bukan karena saya tak suka seragam itu, tapi karena seragam itu tak sesuai dengan kondisi sampan baru ini.

Seperti sampan, awaknya juga sedikit ndayungnya banyak. Sendirian U artinya pekerjaan menumpuk sekali. Overwhelming! Benar-benar butuh displin dan willpower.

Tantangan berikutnya, U didesain dengan menggunakan InDesign CS3 dalam Wintel. Sementara saya terbiasa me-layout Tempo dengan menggunakan CS dalam Mac OS X. Segala macam shortcut dan jurus-jurus Mac terpaksa disesuaikan. Sejujurnya, kalau Anda benar-benar menyukai komputer, tidak ada masalah sekali, hanya ada penyesuaian. Apalagi kalau Windows-nya asli.

Demi mempermudah pengerjaan dalam InDesign CS3, yang saya lakukan pertama adalah menyesuaikan character style, paragraph style, dan swatches dengan cara saya bekerja. Nggak penting tapi penting adalah men-save workspace. Sisanya, ya seperti me-layout biasa. Persis seperti yang saya lakukan pada template Tempo 2008.

Selanjutnya, mendesain seperti biasa. Tapi jangan dikira sampan berjalan dengan mulus. Cerita tentang nakhoda sampan akan berlanjut di post berikutnya. Post yang bercerita tentang bagaimana Redaktur Desain tak hanya mendesain.