Logo Majalah U sebelum 2010 dan logo Majalah U sejak 2010.
Rapat itu menentukan. Yap, jangan meremehkan rapat. Mulai dari rapat pengembangan bisnis sampai akhirnya evaluasi produk. Boring as it seems, rapat adalah pekerjaan paling menguras pikiran dan tenaga, tapi penting. Penting.
Banyak desainer enggan mengikuti rapat ini-itu. Tapi sesungguhnya, berbagai desain enggak bakal tepat sasaran kalau desainer tidak rajin ikut berbagai rapat. Selain itu, kalau desainer tak ikut rapat, sudah jelas bakal kehilangan kesempatan mengembangkan wawasan.
Selain itu, rapat juga menentukan koridor kita dalam mendesain. Rambu-rambu dibangun dari brainstorming dan perdebatan yang bertele-tele. Struktur desain dibangun dari pertengkaran dan tarik ulur pendapat.
Sekali lagi, jangan meremehkan rapat.
Beberapa bulan yang sebelum Januari 2010, manajemen ingin memperbaiki positioning Majalah U, dengan memperbaiki dan atau merombak isi maupun desain. Alasannya, secara bisnis, Majalah U tak memiliki performa yang baik sebagai salah satu produk Tempo Inti Media Tbk.
Kemudian, manajemen membuat Forum Discussion Group untuk mencari tahu pendapat pembaca soal Majalah U dan meminta saran mereka untuk perbaikan majalah ini. Selain kedua hal tadi, manajemen menyisipkan pertanyaan pada FGD, yaitu bila U diubah menjadi majalah pria.
Ketika hasil FGD dipresentasikan, ada hasil yang terduga dan tak terduga. Hasil FGD itulah yang Majalah U gunakan sebagai rambu-rambu dalam meredesain. Salah satunya, pembaca ingin pesan disampaikan dengan sederhana dan mudah dimengerti. Enggak perlu berumit-rumit, straightforward aja. Untuk majalah gaya hidup seperti U, tak perlu seperti saudara tuanya.
Setelah beberapa bulan bongkar pasang, maju mundur, naik turun, akhirnya Majalah U mengambil bentuk baru dan terbit bulan Januari 2010.
”Saya pikirkan sebuah jas yang bukan jas beli jadi tapi tailor-made. Halaman demi halaman perlu digarap habis-habisan tapi pas. Ya, pas seriusnya, pas juga gagahnya, pas juga genitnya.”
Hmmm, kutipan yang saya ucapkan di atas membuat saya terpaksa menuai badai—but what the hell, I'm a storm chaser anyway. Akibat dari ucapan itu, U harus dikerjakan dengan serius halaman perhalamannya. Banyak hal yang memuaskan dan banyak pula yang perlu diperbaiki dalam edisi pertama itu.
Dua bulan berikutnya, desain U terus diperbaiki dengan evaluasi tiap bulan dan menterjemahkan kritik pembaca, penyumbang, dan pengamat isi U. Hasilnya majalah ini mengalami perbaikan tiap edisinya.
Sampul muka Majalah U edisi April 2010.
Empat bulan menggarap U, saya paling suka sampul muka Dwi Putrantiwi di atas. Sampul muka terakhir yang saya kerjakan untuk U. Terakhir? Ya, karena setelah edisi ini saya pindah ke Việt Nam.
Kenapa Việt Nam? Well, that's another story. And my friend Miund said that I should write a blog about it. Sounds like fun. But I'll write my experience in Việt Nam in another blog.
Sampai jumpa!
No comments:
Post a Comment